Suku Naga (diucapkan [naːgaː]) adalah kumpulan dari beberapa suku yang tinggal di Timur Laut India dan barat laut Burma. Suku-suku tersebut memiliki budaya dan tradisi yang sama, dan bentuk kelompok etnis terbanyak di negara bagian India Nagaland, yang memiliki jumlah yang signifikan di Manipur, Arunachal Pradesh dan beberapa populasi kecil di Assam.
Orang Naga berbicara dengan berbagai bahasa Tibet-Burma yang berbeda, yakni Lotha, Angami, Pochuri, Ao, Mao (Emela), Inpui, Rongmei (Ruangmei), Tangkhul, Thangal, Maram, dan Zeme. Selain itu, mereka mengembangkan Kreol Naga, yang mereka gunakan antara suku dan desa, yang masing-masing memiliki dialek bahasaa mereka sendiri.
Pada 2012, negara bagian Nagaland secara resmi mengakui 17 suku Naga. Selain itu, beberapa suku Naga lainnya mendiami wilayah di negara bagian Manipur, Assam, dan Arunachal Pradesh, India; dan di perbatasan Burma. Suku Naga yang terkenal diantaranya Angami, Ao, Chakhesang, Chang, Khiamniungan, Konyak, Liangmai, Lotha, Pochury, Rongmei, Zeme, Mao (lihat daftar lengkap).
Suku-suku Naga mempraktikan pemburuan kepala dan menggunakan kepala musuh-musuhnya sebagai trofi pada abad ke-19 dan akhir 1969. Secara umum, pakaian tradisional Naga, serta gaya hidup mereka, sangat mirip dengan orang Wa di bagian Tenggara dan sejumlah kesamaan antara masyarakat dan tradisi dari Naga dan Wa yang dilihat oleh para antropolog seperti J.P. Mills dan J.H. Hutton.
Kajian tentang suku naga selalu membuat peneliti penasaran. Salah satunya adalah Sumet Jumsai, yang penuturannya di sajikan dalam sebuah buku terbitan Oxford University Press, berjudul Naga, cultural origin in Siam and the west Pacific. Untuk membaca lebih detil hasil riset Sumet Jumsai, Anda bisa mendapatkannya melalui buku tersebut yang tersedia di BUKUMANIA.STORE.
[sumber : wikipedia]